MATERI PENELITIAN KUANTITATIF 1

CLASSROOM MANAGEMENT
MATERI SC PENELITIAN PENDIDIKAN
DR ASEP S
2010• Duke (1990) ,mendefinisikan “classroom
management” sebagai “provisions and
procedures necesarry to establish and maintain
an environment in wich instruction and learning
can occur”.

• Upaya penyediaan seperangkat kelengkapan atau
prosedur yang diperlukan untuk menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi lingkungan kelas
yang dapat memungkinkan terjadinya proses
belajar mengajar . Pengelolaan kelas meliputi 3 kegiatan utama:
• Pengaturan ruang dan sarana belajar,
• Mengembangkan aturan dan kebiasaan,
(mencegah gangguan prilaku)
• Tindakan mengatasi prilaku siswa yang tidak
produktif.• Depdikbud (1996) mengartikan pengelolaan
kelas sebagai segala usaha yang diarahkan
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar
yang efektif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
sesuai dengan kemampuannya. • M. Entang (1981) menyatakan bahwa
pengelolaan kelas menunjuk kepada berbagai
jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh
guru dengan tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar mengajar.John I. Bolla (1985):
• pengelolaan kelas sebagai keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal, dan keterampilan untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal
apabila terdapat gangguan dalam proses
belajar mengajar, baik yang bersifat gangguan
kecil dan sementara maupun gangguan yang
berkelanjutan.  Dirjen Dikdasmen (1996):
• manajemen kelas adalah segala usaha yang
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan
serta dapat memotivasi siswa untuk belajar
dengan baik sesuai dengan kemampuan.KESIMPULAN
MANAJEMEN KELAS:
• Adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh
guru untuk menciptakan dan
mempertahankan suatu situasi kelas yang
kondusif yang memungkinkan terjadinya
proses belajar mengajar secara efektif. TUJUAN MANAJEMEN KELAS
• Terciptanya suatu situasi atau kondisi kelas
yang kondusif yang memungkinkan terjadinya
proses belajar mengajar yang optimal,
sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efisien dan efektif.LINGKUP
MANAJEMEN KELAS
1. Manajemen fisik (ruang, sarana dan
peralatan belajar.
2. Manajemen instruction /pembelajaran
(penataan rencana pembelajaran, penataan
materi, penugasan siswa, cara
berkomunikasi, penatan evaluasi dll)
3. Manajemen prilaku (mencegah dan
mengatasi gangguan prilaku dalam kelas)LINGKUP MANAJEMEN KELAS
FISIK
PRILAKU
INSTRUCTION
1. Penatan ruang kelas:
2.     Penataan sarana belajar:
3.     Penataan peralatan belajar:
4.     Penataan media pembelajaran:
1. Mencegah prilaku buruk
2. Mempertahankan prilaku baik.
3. Mengatasi prilaku buruk.
1. Pengelolaan kelompok.
2. Strategi penugasan
3. Strategi komunikasi
4. Pencataan kemajuan siswa.MANAJEMEN FISIK
1. Penatan ruang kelas:
luas, bentuk, sifat, warna, udara, penerangan.
2.     Penataan sarana belajar:
bentuk dan formasi kursi, meja, lemari, perpustakaan kelas,
kelengkapan administrasi kelas dll)
3.     Penataan peralatan belajar:
papan tulis, komputer, LCD, dll.
4.     Penataan media pembelajaran:
alat peraga (media pembelajaran), display media, display karya
siswa dll.TEMPAT DUDUK
1. posisi berbaris atau berderet ke belakang;
2. posisi tempat duduk berkelompok-kelompok.
3. posisi tapal kuda atau setengah lingkaran dan
4. posisi lingkaran atau persegi. BEBERAPA CATATAN
• Memungkinkan guru untuk mengawasi
(melihat) semua siswa secara mudah.
• Guru dapat melakukan komunikasi (interaksi)
secara mudah dengan semua siswa.
• Sedapat mungkin siswa dapat saling melihat
dan dan berkomunikasi secara mudah.SARANA/PERALATAN BELAJAR
• Papan tulis dan penghapus
• Kapur/spidol
• Kursi dan meja (guru dan siswa)
• Lemari (rak)
• Jadwal pelajaran
• Daftar piket.
• Kalender akademik.
• Papan atau buku absensi.
• Gambar-gambar kenegaraan.
• Tempat sampah dan alat kebersihan lainnya.
• Tempat cuci tangan.
• Alat peraga.
• Rautan pinsil
• Display (karya siswa, prosedur tugas dll.).MANAJEMEN PEMBELAJARAN
1. Persiapan mengajar .
2. Pengelolaan materi.
3. Pengelolaan media.
4. Pengelolaan sumber belajar.
5. Pengelolaan kelompok.
6. Pengelolaan/strategi penugasan
7. Pengelolaan/strategi evaluasi
8. Pelaporan hasil belajar.
9. Pencataan kemajuan siswa.MANAJEMEN PRILAKU
1. Pencegahan prilaku buruk
2. Pemeliharaan prilaku baik/kondusif
3. Penanganan prilaku buruk.MENGEMBANGKAN PRILAKU
SISWA YANG KONDUSIF/POSITIFINDIKATOR
• siswa memberi perhatian serta berpartisipasi
aktif dalam kegiatan belajar,
• kelas terbebas dari prilaku-prilaku yang tidak
produktif,SUMBER GANGGUAN
• (1) gangguan yang bersumber dari guru
• (2) gangguan yang bersumber dari siswa dan
• (3) gangguan yang bersumber dari lingkungan. PENDEKATAN PENANGANAN PRILAKU
• Modifikasi prilaku (behavior modification).
• Konsekuensi logis (logical consequences).
• Displin ketat (Assertive discipline).Behavior Modification
• Merubah prilaku melalui cara-cara dan
langkah-langkah yang terencana.
• Dua alat yang dapat digunakan dalam
modifikasi prilaku (menurut teori
behavioristik) yaitu:
- PENGHARGAAN (REWARD) dan
- HUKUMAN (PUNISHMENT)• Penghargaan diberikan kepada mereka yang
menunjukkan prilaku positif, sehingga dengan
demikian siswa diharapkan dapat terus
mempertahankan prilakunya di masa mendatang
(penguatan positif).
• Hukuman diberikan kepada mereka yang
menunjukkan prilaku negatif, sehingga
diharapkan siswa tidak akan mengulang kembali
prilakunya.• Salah satu hasil penelitian penting dalam
bidang modifikasi prilaku, memperlihatkan
bahwa dalam upaya untuk menciptakan
ketertiban kelas, guru-guru lebih disarankan
untuk menggunakan penguatan terhadap
prilaku positif daripada memberlakukan
hukuman terhadap prilaku yang melanggar. • Misalnya dalam kasus siswa yang selalu meninggalkan
tempat duduknya ketika pelajaran sedang berlangsung
atau ketika guru sedang menjelaskan. Dalam mengatasi
kasus ini, guru menciptakan suatu sistem dimana siswa
akan mendapatkan satu karta biru (kartu penghargaan
yang dapat ditukar dengan hadiah tertentu), ketika dia
berhasil tetap berada di tempat duduk setiap kurun
waktu 10 menit. Jika siswa berhasil tertib dalam waktu
30 menit, maka dia akan mendapatkan 3 buah kartu,
yang selanjutnya dapat ditukarkan dengan hadiah yang
sudah diaipkan guru pada jam istirahat.BEBERAPA HASIL PENELITIAN  TENTANG
PUNISHMENT
• Hukuman secara fisik mengajari siswa kekerasan
(Bandura, 1986).
• Hukuman dapat menyebabkan efek prilaku negatif yang
lebih besar. Siswa yang menentang otoritas, akan
menjadi lebih menentang setelah hukuman (Nilsson &
Acher, 1989)
• Hukuman hanya mengatasi masalah untuk sementara
waktu, kecuali jika dilaksanakan secara kontinue dan
konsekuen (Walters & Grusec, 1977).• Hukuman menyebabkan seseorang
menghindari punisher dan juga orang yang
memberi hukuman (Cressey, 1978).
• Hukuman dapat menyebabkan emosi negatif
(Baldwin & Baldwin, 1998).Konsekuensi logis
(logical consequences).
• pendekatan Rudolf Dreikur (Rudolf Dreikur’s Approach),
• anak yang melakukan prilaku negatif harus dibuat sadar
terhadap apa yang dilakukannya serta merasakan akibat
dari perbuatannya.
• seorang siswa yang mengotori atau melakukan
pengrusakan terhadap barang milik sekolah, maka dia
harus bertanggung jawab terhadap (menerima konsekuensi
dari ) perbuatannya dengan cara membersihkan atau
memperbaiki kerusakan yang dibuatnya.• Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk
membangun suatu sikap bertanggung jawab
yang mandiri pada diri siswa, dengan cara
belajar menerima akibat dari setiap kesalahan
yang dilakukannya.BEBERAPA CATATAN
• Dalampendekatan Dreikur , siswa harus dilibatkan dalam
penyusunan peraturan kelas, sehingga memungkinkan siswa untuk
merasamemiliki dan bertanggung jawab terhadap setiap peraturan
yang ada.
• Pendekatan Dreikur didasarkan kepada asumsi bahwa setiap prilaku
siswa adalah selalu bertujuan (ada sesuatu yang ingin dicapai
melalui perbuatannya).
• guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengidentifikasi motif-
motif atau tujuan-tujuan yang mungkin ada dibalik perbuatan yang
dilakukan oleh siswa, sehingga hal ini dapat menjadi dasar untuk
memberikan tindakan bantuan (treatmen) yang relevan. Disiplin asertif
(Assertive Discipline).
• Lee Carter:  Pendekatan ini menekankan perlunya
siswa untuk menjalankan suatu sikap atau prilaku
disiplin yang dikondisikan oleh guru.
• Disiplin adalah suatu keadaan patuh atau taat secara
konsisten terhadap suatu peraturan atau nilai yang
berlaku.
• Oleh karena itu, langkah pertama dalam pendekatan
Carter (carter’techniques) adalah mengembangkan
seperangkat peraturan kelas yang diperlukan untuk
menjamin kelangsungan proses belajar mengajar .  LANGKAH-LANGKAH
• Kembangkan peratuan dengan melibatkan siswa.
• Siswa diberi penjelasan secara “clear” mengenai
setiap aturan yang akan diberlakukan serta
konsekuensi yang akan diterima bila melanggar
peraturan.
• Siswa yang melanggar peraturan, diberi
peringatan serta beberapa penjelasan singkat
tentang peraturan yang ada serta prilaku
bagimana yang sebaiknya dilakukan oleh siswa. • Siswa yang secara konsisten cenderung tidak displin
(melanggar peraturan) mulai dipertimbangkan untuk
mendapatkan sangsi. Misalnya, ketika siswa satu kali
melakukan pelanggaran, dia akan mendapatkan tanda
ceklis pada namanya yang dipajang di papan tulis. Satu
tanda cek berarti hukuman penahanan selama 10 menit,
dua tanda cek selama 20 menit dan seterusnya.
• Pendekatan ini memungkinkan guru untuk
mengembangkan suatu prilaku disiplin tanpa harus
bersikap otoriter, sebab didalamnya terdapat unsur
pengembangan sikap tanggung jawab siswa terhadap suatu
aturan yang telah diketahui sebelumnya.KRITIK
• dalam pendekatan ini guru mengganggap
sama semua bentuk pelanggaran, tanpa
melihat latar di balik perbuatan melanggar
peraturan.
• Tidak ada upaya yang intensif dari guru untuk
mencoba memahami latar belakang dari suatu
pelanggaran dan tidak juga berusaha
memikirkan/ melakukan treatmen yang tepat.


EmoticonEmoticon